Anybody is somebody

As anything is something, anywhere is somewhere, anytime is some time, anyway is some way, anyhow is somehow so anyone is someone, anybody is somebody.

Laman

21.4.11

Pelatihan Sehari Kesehatan Mental dan Psikoterapi


PELATIHAN SEHARI
KESEHATAN MENTAL DAN PSIKOTERAPI


Setiap orang tentu menginginkan dirinya mengalami kehidupan yang sehat jasmani rohani, fisik dan mental, sehingga bisa menikmati ketenteraman perasaan, dan produktif dalam kehidupan profesinya maupun dalam aspek2 kehidupan yang lain. Dan semua orang mempunyai potensi dan kesempatan untuk itu. Namun pada kenyataannya tidak semua orang beruntung menikmati keadaan sehat mental. Tidak sedikit orang mengalami gangguan mental atau psikologis dari yang tingkatnya ringan (neurotis) sampai tingkat berat (psikotis)., sehingga kesulitan untuk merasakan kehidupan yang tenteram. Walaupun mungkin dia sudah sadar, tapi tak jarang tidak mengetahui bagaimana caranya agar terbebas dari gangguan mental psikologis tersebut. Oleh karena itu penting bagi setiap orang untuk memiliki bekal pengetahuan dan ketrampilan mengenai cara mengelola diri agar  mengerti dan bisa melakukan cara bantu  diri bahkan bisa ikut membantu orang lain disekitarnya.Pelatihan sehari Kesehatan Mental dan Psikoterapi (KMP) dimaksudkan untuk itu. 

KMP penting untuk diberikan kepada siapapun, tak terkecuali karyawan perusahaan. Sebagai upaya peningkatan kesehatan mental dan kesejahteraan karyawan, KMP akan bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas  kinerja. 

Melalui sesi yang mengolah kesadaran, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang berhubungan dengan kesehatan mental dan psikoterapi ini peserta akan berkesempatan membuka diri terhadap jalan terbukanya pengatasan masalah psikologis, berubah menjadi pribadi yang sehat mental, terbebas dari hambatan2 yang menjadi kendala melejitnya prestasi, dan terbukanya kesempatan selanjutnya untuk berhasil dan merasakan ketenteraman dalam menjalani kehidupan.
 
Dengan mengikuti Pelatihan ini peserta akan mengalami pencerahan keterbukaan terhadap hambatan umum kemajuan dalam dirinya, yaitu berupa hubungan antara pola pikir – perasaan dan perilaku. lebih mampu mengenal dirinya lebih baik dan mengidentifikasi kelebihan diri dan hambatan-hambatan mental yang menghalangi perilakunya yang efektif • memahami hambatan2 dalam pikiran dirinya dan mengetahui dasar-dasar cara psikoterapi.
 
Materi Pelatihan • Pengantar Psikologi tentang Kesehatan Mental • Pengenalan Diri dan Mindsetting Aktualisasi potensi fitrah manusia  • Jenis2 Gangguan Kesehatan Mental psikologis • Memahami jenis2 terapi: medikasi oleh psikiater, psikoterapi dengan konseling oleh psikolog klinis, NLP, EFT, SEFT, Hypnotherapy, Quantum therapy, dan juga apa itu tibun nabawi.


Pelatihan diberikan dengan metode kuliah/ceramah, penerapan psikotes dan pembahasan hasilnya, bermain peran (role play), simulasi, dan bedah film, saling sharing,diskusi dan juga praktek terapi cepat-praktis, di tempat, a la EFT: quit smoking, phobia, trauma, maupun gangguan2 psikosomatis. 

2.4.11

Neighborhood Teambuilding-Camping


NEIGHBOURHOOD TEAMBUILDING

Camping atau outbound,
tidak usah jauh2 keluar kota, bisa saja
di taman yang ada di lingkungan perumahan sendiri,
sambil bermain bersama keluarga dengan lingkungan tetangga,
untuk bounding, mempererat ikatan yang bakal menjadi kenangan.
Dengan games ringan gembira maupun permainan2 team yang penuh tantangan, 
untuk mempererat bounding,hubungan antara suami dengan istri, 
antara orang tua dengan anak,  juga  antar tetangga,




Peralatan camping tersedia,
Permainan2 untuk memacu motivasi berprestasi, 
menanamkan mindsetting keyakinan diri,keberanian:
memecahkan keramik dengan bohlam, berjalan diatas bara atau beling,
malam api unggun, dengan hiburan: sulap, permainan hipnotis.
bila lokasi memungkinkan: safety flying fox untuk anak-anak.

8.3.11

Depresi


Timbulnya perasaan2 negatif seperti takut, murung, cemas, khawatir, kecil hati, merasa tidak berdaya, adalah hal yang wajar dan bisa saja terjadi dalam kehidupan setiap orang.  Keadaan tersebut dapat dikatakan sebagai hal yang normal atau wajar APABILA memang terjadinya adalah karena adanya alasan yang jelas yaitu adanya penyebab yang nyata, dan kadar atau intensitasnya, apakah ringan - sedang - berat,  juga sebanding dengan  kejadian nyata yang menimpanya. Misalnya seorang anak takut berada di tempat gelap, seorang ibu yang merasa cemas karena sudah malam anaknya belum pulang, orang tua yang khawatir anaknya tidak lulus ujian, seorang sales yang merasa kecil hati apakah bisa mencapai target penjualan, seorang korban bencana alam yang seketika merasa tidak berdaya karena rumah dan seluruh harta bendanya tiba2 lenyap dan musnah. Perasaan2 negatif seperti itu adalah wajar, bahkan merupakan natural sign, isyarat alamiah adanya hal yang perlu diatasi. Itu adalah nikmat karunia yang perlu kita syukuri. Dengan adanya isyarat berupa perasaan seperti itu berarti  kita diingatkan untuk mengambil tindakan yang diperlukan, untuk pertahanan diri, atau untuk surfival. Justru apabila tidak demikian, bisa saja malah membahayakan diri, sebab tidak lengkapnya unsur dalam mekanisme pertahanan diri alami, natural self defence mechanism.    

NAMUN, apabila adanya rasa takut, murung, cemas, khawatir, kecil hati, merasa tidak berdaya tersebut adalah TANPA adanya penyebab yang jelas, atau kadarnya berlebihan, tidak seukur dengan penyebab nyata-nya, dan dialami seseorang dalam kurun waktu relatif lama, maka bisa jadi itu merupakan gejala gangguan afektif, atau suasana hati yang dalam kajian psikologi disebut depresi.

Pandangan dari segi medis, depresi adalah  penyakit yang berkenaan dengan gangguan otak . Bukan sekedar perasaan murung dalam beberapa hari, tapi selama kondisi otaknya terganggu maka perasaan murung akan  tetap ada dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Simptomnya berupa rasa sedih, hilangnya minat maupun kesenangan dalam beraktifitas yang  dalam keadaan normal menyenangkan, perubahan berat badan, sulit atau malah berlebihan tidur, lunglai,  merasa tidak berharga, sampai dengan berpikir lebih baik mati.Gangguan depresi berat diantaranya  adalah depresi yang dibarengi dengan gangguan yang disebut mania, yaitu pada saat2 tertentu penderitanya justru mengalami suasana hati gembira yang meluap-luap, kemudian kembali lagi ke periode murung, gangguan seperti ini disebut manic-deppression atau disebut juga bi-polar.

Medikasi dengan antidepresant akan membantu, bisa juga dengan "talk therapy".  Sebagian besar penderita menggunakan kedua cara penyembuhan tersebut. Pada tingkat yang ringan, atau bisa disebut mild deppression, penderitanya bisa melakukan proses bantu diri  dengan cognitive therapy, atau cognitive-behavioral therapy, dengan ditunjukkan  cara2nya oleh psikoterapis. Sedang bila berat, penderita depresi memerlukan bantuan penanganan medis oleh psikiater dan ditunjang dengan penanganan psikoterapi oleh psikolog klinis. 

Saat ini telah berkembang juga teknik2 penyembuhan lainnya, untuk membantu mengatasi gangguan depresi tersebut yang merupakan bagian dari  EFT, NLP, Hypnoterapi, Quantum Healing, dll.  Di tangan praktisi EFT, NLP, hipnoterapist gangguan depresi dapat ditangani dalam waktu  yang relatif jauh lebih singkat dan cara penanganan lebih praktis. Nampak adanya trend  bahwa teknik2 tersebut semakin diminati banyak orang. Teknik2 tersebut  utamanya adalah bekerja dengan memanfaatkan pengetahuan tentang "how human brain works".

CSPM - Choleric-Sanguinic-Phlegmatic-Melancholic

Hipokrates (500SM) - filosof Yunani yang kemudian dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, menjelaskan bahwa dominasi cairan tubuh seseorang akan berpengaruh jenis temperamen dan muncul dalam bentuk gaya perilaku setiap orang yang berbeda dan khas.

Empat macam temperamen tersebut adalah

Choleric 
Sanguinic
Phlegmatic, dan 
Melancholic 
(CSPM).

Choleric : Panas: mudah marah, blak-blakan, gagah berani, tegas-lugas, langsung,  pengin merubah keadaan, pengin selalu menang, memaksakan kehendak, suka mengambil peran, pokoknya hasilnya dan maunya cepat, agresif,penuh tekad, tak kenal lelah. 

Sanguinic : basah: akrab, optimis, hangat dalam berteman, banyak bicara, supel, pandai mempengaruhi, menarik, ramah, mempesona, terbuka, periang, membangkitkan suasana, meyakinkan, percaya diri, positif thinking. 

Phlegmatic : dingin,sabar, diplomatis, tenang terkendali,banyak pertimbangan, mengutamakan keharmonisan, menghindari konflik, menjalankan apa yang sudah berjalan.  

Melancholic:  kering, sensibel, teliti, cermat, seksama, perasa, bersahaja, rendah hati, introspeksi, merasa berkewajiban, hati-hati,  mudah bersepakat, menerima ide baru, disiplin, taat peraturan.

Di dalam diri setiap orang ada unsur  dan naturally ada dominasi dari unsur2 C, P, maupun  S dan M tersebut. Dari kombinasi dominasi antara C atau P dan S atau M, maka ada empat macam tipe orang: CS, CM, PS, dan PM.


Kombinasi:

CS  (Panas-Basah): Mengedepankan power dan pintar mempengaruhi orang lain;

CM (Panas-Kering): Mengandalkan power dan mementingkan hasil. Target oriented. Membakar dan Mudah terbakar. pekerja keras, tega demi tercapainya tujuan;

PS (Dingin Basah): Sabar terkendali, sulit terbakar, mengutamakan keharmonisan, pertemanan, pintar menghibur, membuat orang lain senang dan tenang.

PM (Dingin kering): Dingin Kering: Tidak bisa marah, namun terbakar didalam.

Hubungannya dengan Peran (Role)

Setiap orang mempunyai banyak peran, misalnya di tempat kerja sebagai manager, di rumah sebagai ayah, di masyarakat: sebagai ketua RT. Setiap peran  yang berbeda-beda tersebut memerlukan gaya perilaku yang berbeda. Misalnya sebagai manager di tempat kerja, adalah penting untuk bisa bertindak tegas, lugas karena harus memimpin, mengatur, dan mencapai target2, sehingga oleh karenanya harus Target Oriented (CM). Sementara sebagai seorang ayah, walaupun kadang2 harus tegas dan lugas, namun  harus lebih banyak menonjolkan kesabaran dan agar dekat dengan anak2nya harus  hangat (PS).

Di dalam suatu organisasi, termasuk Perusahaan, terdapat berbagai macam jenis pekerjaan yang sifat nya berbeda-beda. Agar efektif, untuk menyelesaikan setiap pekerjaan tersebut juga  pada dasarnya  diperlukan tipe pribadi yang berbeda pula. Misalnya seorang yang ditugasi untuk menjual produk (sales)adalah seseorang yang pandai bukan hanya mempengaruhi tapi juga tega memaksa (CS).

Selain itu, organisasi pada dasarnya adalah sebuah teamwork yang agar kuat diperlukan berbagai tipe pribadi. Dalam hubungannya dengan CSPM, sebuah team memerlukan  adanya ke-empat macam orang yang berbeda tersebut untuk saling mengisi. Maka mengetahui tipe setiap anggota team, apakah CS, CM, PS, atau PM dalam sebuah organisasi,maka akan  memudahkan  pula  bagi suatu team menjalani siklus dinamika  team, yaitu: forming - storming - norming -  performing. 

Untuk mengetahui tipe-tipe tersebut, dapat dilakukan dengan asesmen dengan alat Kuesioner Gaya Perilaku CSPM.

4.11.10

Akar Masalah Korupsi


Pada suatu sessi pelatihan saya lontarkan pertanyaan kepada peserta, "diantara Anda siapa yang waktu sekolah tidak pernah sekalipun nyontek?, tunjukkan jari!". Tidak ada satupun yang menunjukkan jari, (swear termasuk trainernya, he he).  Pertanyaan saya lanjutkan, " Atau siapa yang tidak pernah berbohong pada orang tua?". Juga tidak ada yang angkat tangan tunjukkan jari. Pertanyaan selanjutnya, "waktu pertama kali nyontek, atau berbohong pada orang tua perasaanya bagaimana?" Umumnya jawabanya adalah, "takut sekali, berdebar-debar, merasa berdosa besar, malu sekali pada diri sendiri.  Lalu nyontek untuk yang kedua kali, ketiga kali, dan seterusnya  rasanya sudah menjadi biasa saja, melakukannya bisa dengan sangat tenang. Bahkan, kemudian kalau tidak nyontek rasanya malah gatel." Semua peserta tertawa.

Singkatnya, itulah yang terjadi, mengapa perbuatan setercela korupsi kemudian membudaya. Dari adanya setitik noda hitam di hati, bukan dibersihkan malah ditambah, maka lama-lama menjadi hitam dan susah dibersihkan. Maka jadilah  pembiasaan, dengan ditunjang sedikit modal kemampuan mindsetting, yang berisi sekian banyak pembenaran-pembenaran, korupsi pun dilakukan  dan tidur pun tetap nyenyak, asal tidak ketahuan orang lain.

Walaupun ada banyak hal yang bisa menjadi dan merupakan penyebab terjadinya perbuatan korupsi,  namun pada dasarnya akar masalah korupsi adalah tidak adanya rasa malu pada diri sendiri bila berbuat tercela, dan  juluran akar itu berpangkal pada simpul yang berupa lemahnya iman  atau aqidah pelakunya, pada saat tergelincir melakukan tindak korupsi itu, yaitu keliru mempertuhankan yang bukan Tuhan. Wal hasil rasa malu pada diri sendiri, pada saat itu sedang tidak empowered, tak berdaya.

Pelaku korupsi, sebenarnya lah bukan hanya mereka yang punya jabatan dan berkesempatan. Dijaman orde  baru cenderung centralised, karena kesempatan dan juga pengendalian represif.  Kini, sebagai unintended effect of reformasi, spread out. Sampai2 rakyat jelata pun sebenarnya dalam mindsetting sudah tertanam dasar sikap mental korupsi. Naik kereta api misalnya, kalau bisa tidak usah beli karcis,  kalau ketahuan  bayar saja kondektur nya langsung dengan harga lebih murah. Oleh karena sudah sekuat itu tertanam akar Niat korupsi , maka kemunculannya dalam bentuk perilaku pun tinggal menunggu adanya Kesempatan saja. bahkan proaktif mencari kesempatan, sehingga - seperti teori NK dalam kriminologi, tinggal menunggu kesempatan, maka semudah itulah terjadi tindak korupsi. Sekali lagi, akar masalahnya adalah tidak kokohnya iman.

Objek korupsi tidak selalu berupa hasil akhir yang berupa uang, namun bisa juga energi potensial untuk mendapatkan uang itu, misalnya waktu. Tidak berjerih payah sebanding mau menikmati  hasil  penggunaan energi potensial, yang bukan miliknya. Terprovokasi oleh bisikan untuk greedy, tamak, maunya kerja ringan, dapat hasil besar, maka jadilah sikap mental korupsi ikut menjalar di dalamnya, kalau bisa nggak usah melakukan apa2. Di kantor, santai, tidak menyegerakan menyelesaikan pekerjaan, adalah korupsi. Dengan alasan apapun pada dasarnya diri sendiri, hati nurani, tidak bisa membenarkan.

Manusia sebagai mahluk konsiensia, ber-cipta-rasa-karsa, fitrahnya menghendaki kebersihan hati. Bersihnya hati bisa dicapai dengan  setiap perbuatan yang dipilih ekologis. Ekologis dalam arti semua aspek kemanusiaan dalam dirinya: cipta-rasa-karsa, idividual-sosial, kekhalifahan-kehambaan MENYETUJUI pilihan perbuatan tersebut. Bila ada salah satu saja yang tidak setuju, maka itu artinya tidak ekologis, sebab ada salah satu bagian diri yang menolak, itu akan membuat diri secara keseluruhan tercemar dan merasa tercela. Akar masalah korupsi adalah  binasanya salah satu atau beberapa aspek eksistensi  diri  yang pada dasarnya menolak untuk diajak berbuat  tercela, sehingga berakibat rendahnya integritas, dalam bentuk tipis nya rasa malu  pada diri sendiri bila berbuat tercela. 

11.6.10

Tips-Tips Penting Pemandu Arah Karyawan Sukses


Penulis: Budhi Wuryanto
Penerbit: Dimas & Brothers

Buku ukuran saku, ringan, enak, inspiring,oleh karenanya penting terus dijadikan sebagai buku saku pegangan karyawan setiap saat.

Kutipan dari hal.9 s.d 11:

.... Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Mas Winarto atas komentarnya terhadap kumpulan tulisan saya. Pembaca, kepada psikolog lulusan UGM yang sekarang berkarier sebagai praktisi manajemen pengembangan SDM tersebut saya mengirimkan kumpulan tulisan saya dan memintanya untuk menyampaikan komentar. Komentar itu dikirim melalui e-mail tertanggal 3 November 2008. Saat itu dia sedang berada di Kasumigaura, sebuah  kota kecil  tidak jauh dari Tokyo. Sebagai  HRD Manager PT. HCMI, dia sedang bertugas mendampingi karyawan mengikuti HCM International Skills Competition. 

Komentar terhadap Seri Buku Menjadi Bukan Karyawan Biasa 
Ada sementara pendapat bahwa menjadi pengusaha adalah lebih baik, karena lebih menjanjikan keberhasilan hidup dari pada menjadi karyawan. Maksud baik pandangan seperti itu tentunya adalah untuk memotivasi tumbuhnya entrepreneurship, yang pada umumnya status dan perannya lebih memacu dan memaksa orang untuk mengerahkan segenap sumber daya manusia dalam dirinya. Itu memang ada segi benarnya. Tapi kalau kebablasan dan tidak proporsional, bisa-bisa kurang menguntungkan bagi kemajuan masyarakat. Coba saja, sekian banyak orang yang berstatus sebagai karyawan bisa jadi secara tidak sadar akan menanamkan citra bahwa dirinya adalah second class. Dengan citra diri seperti itu, usaha untuk memotivasi diri,mengoptimalkan aktualisasi potensi dan memacu produktivitas diri untuk mencapai keunggulan kinerja, akan bisa diibaratkan sebagai sebuah mobil yang dipacu gasnya, tapi rem tangannya tidak dilepas, apalagi bila "setiran"nya tidak bekerja dengan baik, bisa jadi perjalanan seseorang bukannya maju ke depan, tapi ngosek-ngosek alias jalan di tempat, atau bahkan bisa jadi malah berjalan mundur.

Budhi Wuryanto, melalui buku ini telah menginspirasikan dan menunjukkan cara melepas rem tangan, menancap gas sekaligus membereskan sistem penentu arah ke depan, bagi mereka yang mantap memilih untuk menempuh sukses dengan menjalani hidup sebagai karyawan.

Lain dan lebih dari itu, hemat saya, seluruh gagasan dalam serial buku Menjadi Bukan Karyawan Biasa adalah juga penting untuk dihayati oleh para pengusaha, dalam status dan peran pentingnya sebagai partner telak karyawan, maupun para praktisi di bidang pengembangan SDM, selaku strategic partner pengusaha maupun karyawan.

Untuk mendapatkan buku ini, hubungi budhisoekardjo@yahoo.co.id

16.3.10

SEFT: Terapi Psiko - Fisik Dengan Mindsetting dan Energy Tapping

Pada mulanya Ta'jub tapi Ragu dan Skeptis
Akhir tahun 2007, seorang teman menceritakan pengalamannya yang luar biasa. Hanya dalam hitungan menit dia berhasil membantu mengatasi gangguan yang sudah bertahun2 diderita seorang pelajar SMA: sejak kecil tidak doyan makan nasi. Dengan metode psikoterapi lain yang pernah saya ketahui itu akan makan waktu lama, bisa berbulan-bulan dan tidak menjamin kesembuhan permanent. Selain itu dia bilang bahwa metode ini efektif untuk menangani berbagai gangguan psikis maupun fisik dalam waktu yang sangat singkat. Seperti phobia, trauma, maupun berbagai gangguan kesehatan fisik apapun. Seseorang yang benar2 tidak doyan durian dibuat menjadi bisa menikmati durian, dalam waktu kira2 hanya 20 menit. Saya percaya bahwa ceritanya benar, namun berkenaan dengan bagaimana hal itu bisa terjadi, tidak seketika saya meyakini bahwa metode itu  tidak mengandung unsur mistis, yang berarti ada keterlibatan mahluk lain, mungkin juga  memang ilmiah dan hanya karena lingkup pengetahuan berdasarkan ilmu pengetahuan belum menjangkau wilayahnya. Walaupun saya waktu itu cenderung untuk me-nonsense-kan metode itu, tapi saya penasaran. Karena kalau benar demikian, bukankah manfaatnya untuk membantu banyak orang luar biasa, melengkapi metode psikoterapi yang sudah ada: konseling, training, coaching dan modifikasi perlaku.

Mengikuti Pelatihan dan Hilang Keraguan
Terdorong oleh rasa penasaran,  akhirnya baca buku  SEFT tulisan Ahmad Faiz Zainuddin,  kemudian saya datangi sesi preview  3 jam. Lalu termotivasi juga oleh keinginan meningkatkan diri akhirnya saya ikuti pelatihan dua hari SEFT Total Solution. Skeptisme saya berkurang 50%, kemudian setelah saya tanyakan kepada mentor agama saya, saya mendapat keyakinan 100% metode ini adalah  bersih dari unsur mistis.

SEFT ditemukan dan dkembangkan berdasarkan EFT oleh Ahmad Faiz Zainuddin, seorang pengkaji psikologi dari UNAIR yang telah mencurahkan kesungguh-sungguhan yang  luar biasa  untuk penemuannya ini. Kalau boleh saya membuat penjelasan versi saya, sebatas dalam lingkup terapi, maka SEFT adalah metode terapi psiko-fisik dengan cara mind-setting (pengarahan pikiran) ditunjang dengan energy tapping (totok-totok ringan titik-titik tombol energy tubuh). Mindsetting dalam SEFT ini berbeda dengan metode yang dikembangkan sebelumnya oleh Gary Craig - yakni EFT, dalam SEFT mindsettingnya adalah berupa afirmasi keikhlasan dan kepasrahan kepada Allah SWT, Yang Maha Kuasa. 

Berbeda dengan ilmu kedokteran yang bermain dengan sistem kimia  tubuh (obat2an), SEFT bermain dengan sistem listrik tubuh (energy).  Pemahaman dan kejelasan penanganan atas fenomena psikosomatis menjadi lebih lengkap dengan kejelasan adanya sistem energy psikologis tubuh ini. SEFT bekerja atas dasar kaidah alam berupa keterkaitan yang sangat erat antara pikiran, emosi dan fisik. Inilah mengapa metode Spiritual - Emotional Freedom Technique powerfull. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat di  website SEFT: http://www.logos.co.id/ dan disarankan juga mengunjungi website EFT:  http://www.emofree.com/.

Certified SEFT Practitioner
Lebih dari sekedar terapi, SEFT  sebenarnya merupakan metode alternatif untuk healing-success-happiness dan greatness.  Sejak setelah saya mengikuti pelatihan pada Februari 2008 kemudian saya buka praktek, alhamdulilLah melalui cara Setup-Tuning-Tapping a la SEFT: puluhan perokok terbantu berhenti, penderitaan gangguan2 fisik ringan pusing, demam, flu, batuk, pegal,  nyeri pinggang, rasa sakit karena bisulan, diare, efek diabetes, fatigue, keseleo, dan lain2,  terbantu teratasi hanya dalam hitungan menit. Selain itu gangguan psikis neurotis: phobia terhadap kupu-kupu, phobia terhadap balon, perasaan susah menelan makanan, sedih ingat mantan teman dekat, seorang pemuda yang takut sekali padahal sangat ingin "nembak" (menyatakan cinta dan maksudnya untuk mengajak hidup berumah tangga),  pikiran ruwet karena situasi keluarga, rasa terpukul atas penolakan cinta, pelajar SMA yang kecanduan game online, seorang isteri yang kehilangan gairah sexual karena sakit hati dibohongi suaminya, dan beberapa kasus lainnya.  Dari sekian banyak membantu menangani berbagai macam gangguan psikis dan fisik, siapapun, dimanapun, dengan dasar mengikuti anjuran guru, yaitu try it on anything and everything. Kemudahan selain waktunya yang relatif sangat singkat, tapping bisa dilakukan dimana saja, tidak harus di ruang praktek, tidak perlu alat khusus maupun obat, karena hanya dilakukan dengan kata-kata sebagai pengarahan pikiran (mind setting), dan tapping (totok-totok ringan dengan dua ujung jari). Practice make progress, mudah2an seiring dengan bertambahnya jam terbang dan continual mentoring dari para senior maupun junior, saya lebih berkesempatan mengkontribusikan diri dalam membantu diri saya sendiri dan sesama dalam mendapatkan kesehatan fisik dan mental, keberhasilan dan kebahagiaan hidup, serta kehidupan batin yang penuh makna. Amin.  Mau coba, atau ragu ingin bertanya dulu? Silahkan hubungi saya langsung, di: 08161123213.

17.2.10

Serial Membasmi Semut

Membasmi Semut. Jangan keliru, semut adalah mahluk yang istimewa, hewan yang perilakunya banyak kita teladani. Saya maksudkan dengan "semut" dalam perbincangan ini adalah akronim dari kata semut yang adanya hanya dalam kamus bahasa Inggris. Semut=ANT=Automatic Negative Thought.Ya, Pikiran Negative Otomatis, sebagaimana dijelaskan pada salah satu bab dalam buku Change Your Brain Change Your Life, tulisan Daniel G. Amen MD, pskiater - clinical neuroscientist Caifornia. Apa yang hendak saya kemukakan disini adalah terinsipirasi oleh inti isi buku ini.

ANT Sebagai Akar Masalah. Berbagai kejadian yang tak diharapkan  dalam hidup kita bisa jadi terjadi berawal dari munculnya "semut liar" yang tidak segera dijinakkan. Gangguan suasana hati (mood) dari bete ringan sampai depresi berat, sangat berhubungan dengan merajalelanya berbagai macam jenis "spesies semut liar" dalam benak. Misalnya, baru keluar rumah, ceproot, menginjak genangan air, terlintaslah secara otomatis, sangat tersembunyi dan rahasia di dalam benak, "wah, aku memang selalu sial". Ini adalah salah satu jenis "spesies semut", yaitu "spesies generalisasi berlebihan". Kenapa disebut demikian? "Selalu" berarti tidak pernah tidak. Ini kan memberlakukan kedalam segala hal dan setiap saat, secara berlebihan. Boong besar kan "si semut liar" itu. Selain bohong juga membuat kesimpulan secara semena-mena. Terus, akibat dari terlintasnya pikiran negative seperti itu adalah: "ya sudah, mau berusaha gimana juga percuma, nggak banyak gunanya lah, wong namanya juga SELALU sial".  Selain itu, sangat bisa jadi, dengan suasana hati bete seperti itu serentetan "sial" berikutnya akan mengikuti, misalnya wajahnya menjadi manyun, dan seorang teman yang sebenarnya berniat menawarkan bantuan kecil, tumpangan misalnya, jadi urung niat.

Bantah Dengan Kritis. Coba kita kritisi dengan seksama. Apakah hanya karena menginjak genangan air kesimpulannya adalah "aku selalu sial"?! 1. Kenyataanya apakah hanya "aku"? apakah sekian banyak orang lain tidak pernah menginjak genangan air?!; 2. "Selalu". Apa iya?! Apakah kemaren, kemaren dulu, kemarin lusa, dan besok, besok lusa, setiap hari, setiap saat, "SELALU" begitu; dan 3. "Sial" . Apakah sebutan yang tepat untuk kejadian menginjak genangan air itu adalah "sial". Apakah tidak mungkin diberi "judul" lain. Misalnya, bagaimana kalau kejadian itu dicoba justru diberi judul "mujur". Wah, ngawur, wong jelas sial kok dibilang mujur. Eit, tunggu dulu, "ah, mujurlah aku dengan kejadian ini diingatkan untuk belajar lebih berhati-hati". SubhanalLah, Maha Suci Ia, musibah adalah berkah. Ketika ditimpakan kepada kita suatu musibah, artinya kita sedang dihindarkan dari ditimpakan musibah yang lebih besar.

Atas berbagai keadaan yang terjadi di luar diri kita, setiap saat jenis pikiran apapun melintas dalam benak kita. Ada yang positif, ada yang netral, ada juga yang negatif, termasuk melintasnya si "semut liar" dalam pembicaraan ini. Konon pesan orang bijak, dalam hal ini, agar suasana hati menjadi tenang dan keberuntungan senantiasa menyertai, maka generalisasikan pengalaman yang positif, spesifik-kan pengalaman buruk. Maksudnya? Misalnya mujur dapat tumpangan,"wah, aku memang selalu mujur".(positif, digeneralisasikan). Ketika menginjak genangan air, "oh, kali ini aku menginjak genangan air". GPSN! Generalisasikan yang Positif, Spesifik-kan yang Negatif! Insya alLah yang terjadi dalam hidup ini adalah rangkaian keberuntungan demi keberuntungan.

"Semut liar", atau pikiran otomatis negatif terlintas, boleh saja, namanya juga otomatis. Namun, buru2 lah untuk ingat menyuruh pemangsa semut dalam benak kita beraksi, memangsa, setidak2nya meladeni si semut. Jadi, atas kejadian "ceprot" misalnya, setelah melintas pikiran "aku memang selalu sial", segeralah bantah diri dengan "ah, tidak benar, aku TIDAK selalu sial, kali ini aku memang tidak sengaja menginjak genangan air, dulu juga mungkin pernah, tapi jelas itu tidak berarti bahwa aku SELALU sial. Belum tentu setiap saat.  Orang lain juga banyak yang pernah mengalami kejadian seperti ini. Kali ini aku memang sedang kurang hati2, menginjak genangan air". Peliharalah dan latihlah pemangsa semut agar kompeten dalam "memangsa semut" . Biasakan lakukan bantah diri terhadap pikiran2 negatif yang terlintas. Khusnudzon (positif thinking) membawa keberuntungan.

16.2.10

Inspirational Work Ethic


Yes,! Inspiration leads ones to their goal, one  will journey learning and learning by him/herself from so many abundant resources. As "Murid siap, guru datang", so cultivating the pupil's preparedness - to after that performing a continually selflearning, self improving - is more tactical, especially when giving the detail is constrained by restricted time. "Short Session on Inspiring Soft Skills Development on Inspirational Work Ethic".

Inspired, yes, after this session, at least, the audiences are getting inspired on: "inspirational" work ethic, as complimenting but more sustainable rather than "motivational" ethic. The content would include: understanding the essential (human value) of working, understanding others, empowering empathy, leading with heart, empowering unlimited "human" resources/ human potential within. Short, middle and long term real impact after this session is the teamwork  will be enhanced, synergic interpersonal interaction will be enhanced, profitability will be enhanced, keep on the track of its vision and mission and always attain to its periodical goal.

How to share in the session, is another important aspect to think. As understood that adult learning method would be more effective, so games, role playing, dynamic informative and encouraging sharing interactively twill make the participants' activity as the center of the learning activity. And, because "while being glad" is essential for effective learning, so,  inspiring jokes will make others laugh, glad and happy, while learning something.

11.2.10

Hipnosis

Secara sederhana hipnosis terjadi dengan tahap2: pikiran bawah sadar terakses - akses semakin dalam - sugesti masuk - kembali ke pikiran sadar dengan kondisi baru.

Antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar ada selaput yang membuka dan menutup, yaitu selaput yang disebut RAS (Recticular Activating System). RAS ini terbuka lebar saat kondisi kita relaks, santai, dan fokus pada satu hal tertentu saja. Kondisi tersebut terjadi ketika gelombang otak alfa, yaitu Rotation Per Secondnya rendah. Misalnya saat mengantuk mau tidur, atau masih mengantuk ketika bangun tidur, atau sengaja dialfakan yang disebut dengan prosedur relaksasi, yaitu dengan cara bernafas tertentu, mengistirahatkan kerja otak sadar. 

Cara mengakses pikiran bawah sadar adalah dengan membuka RAS. RAS seseorang terbuka paling lebar dalam keadaan tidur. Tetapi dalam keadaan tidur (gelombang otak Delta atau Theta) panca indera tidak bekerja, sedangkan panca indera itu diperlukan untuk memasukkan sugesti. Panca Indera - yang berupa VAKOG - tetap bekerja adalah salah satu syarat lain untuk terjadinya hipnosis. VAKOG = Visual~Auditory~ Kinestetik~ Olvactory~ Gustactory.

Terbukanya RAS bisa juga terjadi dalam waktu sangat singkat. Misalnya ketika seseorang terkejut, misalnya karena ditepuk bahunya tiba2 oleh seseorang dari belakang, atau ketika kesakitan,pada waktu seseorang mengalami puncak kenikmatan orgasme. Saat2 singkat seperti itu efektif untuk dimasukkannya sugesti.

Pikiran bawah sadar berisi memori ibarat hard disk. Memori baru yang diperlukan bisa diinstall. Susunannya bisa didefragment, sampah2 memori bisa diclean up.

Bagaimana caranya memanfaatkan pikiran bawah sadar, untuk diri sendiri maupun orang lain? jawaban singkatnya: adalah rileks, santai, istirahatkan pikiran sadar, biarkan pikiran bekerja sendiri.

Tanpa kita sendiri maui pikiran bawah sadar selalu aktif, dan akan bekerja sendiri manakala diperlukan, berhubungan dengan situasi yang kita hadapi. Jadi, pertanyaanya bukan "bagaimana caranya mengaktifkannya" melainkan bagaimana caranya mengaksesnya, mengeluarkan materi2 pikiran yang tidak diperlukan, dan memasukkan materi2 pikiran baru berupa sugesti yang bakal menjadi penggerak otomatis kita.



Hypnotic Kalimat Thoybah

Dalam ajaran Islam ada tuntunan untuk mengucapkan kalimat2 thoybah, kata-kata yang baik. Ketika lupa sesuatu, atau terkejut misalnya, diajarkan untuk berucap "subhanalLah", maha suci AlLah. Mengalami musibah, maupun berkah, walaupun kecil, berucap "inna lilLahi wa inna ilaihi rojiun", sungguh semua perkara asalnya dari AlLah, dan sungguh karena itu, kepada Allah terpulang kembali”. Mengalami nikmat, misalnya bersin, "alhamdulilLah", puji hanya bagi AlLah.

Orang latah mengucapkan kata2 lain, misalnya, “anakku!”, "e copot!", atau kadang2 maaf mengumpat dengan kata2 kotor.

Ditilik dari kajian tentang hipnosis, dalam keadaan lupa, seketika ketika tertimpa musibah, mengalami kenikmatan, seseorang mengalami apa yang disebut trance.  Dalam keadaan trance RAS terbuka lebar, dan inputan akan masuk langsung ke subconcious, kemudian RAS tertutup lagi. Maka bisa diperkirakan, inputan yang masuk tersebut akan merupakan "sugesti" ke pikiran bawah sadar ketika kata-kata itu diucapkan, dan apa pula efeknya nanti dalam perilaku sehari-hari, yang sumber programnya 88% ada di pikiran bawah sadar.

Pengucapan kalimat thoybah, maupun terucapnya kata2 umpatan ketika mengalami situasi2 terbukanya RAS itu, semakin sering diulang semakin kuat, dan semakin otomatis.

7.2.10

NLP, Hypnosis, SEFT for Empowerment



Tidak ada orang yang ingin hidupnya menderita.Semua orang menginginkan hidup bahagia. Namun kenyataannya tidak sedikit orang yang mengalami kendala untuk bisa merasakan kebahagiaan. Terkadang bahkan untuk sekedar menjalani hidup wajar atau normal, terkendala oleh pola perilaku yang kurang kondusif untuk bisa merasakan nikmatnya kehidupan yang bahagia, berupa kadar perasaan harga diri dan kepercayaan diri yang kurang memadai, kadar takut yang berlebihan, kesulitan memastikan arah masa depan. Ibarat mobil itu semua adalah terganggunya fungsi rem, gas, dan kemudi, sehingga wajar saja kalau mobil berjalan tersendat-sendat dan terseok-seok.

Pola perilaku yang kondusif untuk merasakan kebahagiaan. Berdasarkan pemahaman saya tentang pendekatan pengkajian tentang kaidah kerja otak (how brain works) yang dikenal dengan NLP (Neuro Linguistic Programming), setiap perilaku seseorang, adalah dilatarbelakangi oleh penguasaan dirinya oleh pikirannya sendiri. Pikiran yang menguasai tersebut terutama adalah pikiran-pikiran yang tidak disadari (tertanam di bawah sadar). Akumulasi pikiran bawah sadar membentuk konsep diri, image diri, citra diri atau yang secara keseluruhan bisa disebut sebagai “kepribadian” atau “personality”. Ibarat piranti lunak system computer, personality terinstall sebagai program, mengendalikan dan mengatur setiap perilaku seseorang dalam merespon setiap stimulus external (dari luar dirinya) maupun internal (dari dalam dirinya sendiri). Kebahagiaan atau penderitaan hidup seseorang adalah karena terkendalikan oleh program “kepribadian bahagia” atau “kepribadian menderita” yang terinstall di dalam pikiran bawah sadar.

Kepribadian, apakah bisa dirubah atau ditata ulang? Ungkapan “… sudahlah, orangnya memang begitu…” , ini adalah salah satu contoh ungkapan skeptic yang sering kita dengar, yang mewakili pandangan bahwa kepribadian tidak bisa berubah. Kepribadian yang salah satu unsurnya adalah mindset .  Kita diwajibkan untuk belajar dari sejak ayunan hingga mau masuk liang lahat. Dibalik diwajibkannya manusia untuk belajar seumur hidup itu, PASTI lah terkandung janji bahwa selagi hayat masih dikandung badan, perubahan itu mungkin terjadi, termasuk berubahnya kepribadian. Mungkin justru aneh kalau seseorang kok kepribadiannya tetap, tidak berobah, sebab perkembangan seseorang  adalah terjadinya perobahan kepribadian yang terus menerus.

Dan kabar gembira lainnya adalah bahwa mindset yang tidak menguntungkan  yang sudah terinstall di bawah sadar, maka bagaikan software computer bisa pula di “uninstall”, atau diupdate, atau diganti. Isi pikiran bawah sadar dapat dibenahi, yakni dengan memanfaatkan rahasia yang ada pada kaidah alam (sunatulLah) yang berlaku dalam hal hubungan2 antara pikiran (mind), tubuh (body) dan perilaku (behavior) manusia, yang kini semakin terkuak. Ilmu terapan, pemudah untuk merubah  mindset, guna mengatasi kendala yang menghambat arah keberhasilan seseorang, pun juga telah dan terus berkembang., diantaranya adalah NLP (Neuro Linguistic Programming), hypnosis, dan juga, salah satu cabang psikologi, yaitu psikologi energi, yang memanfaatkan system energi tubuh. Perkembangan Psikologi Energi (bisa dilihat di: www.energypsychologytherapy.com) saat ini telah berkembang dan tersedia teknik terapannya dengan nama EFT: Emotion Freedom Technique (www.emofree.com), dan di Indonesia dikembangkan oleh seorang pengkaji yang bersungguh-sungguh, Ahmad Faiz Zainuddin, lulusan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya, yang telah mengembangkannya menjadi SEFT: Spiritual Emotional Freedom Technique, (www.logos.co.id) .

Kini banyak tersedia kesempatan untuk membenahi kepribadian diri, yakni melalui  pengkondisian mindset  dengan teknik2 diatas. Dengan kekhasan cara masing2, diberikan oleh para pengkaji yang bersungguh-sungguh, NLP, hypnosis, dan juga SEFT yang dewasa ini semakin meluas pengkajian dan penerapannya, hemat saya adalah berkah yang luar biasa yang merupakan penjelas dan pembuka pemahaman atas hukum alam (sunatulLah) yang berlaku atas manusia, ciptaan yang dikarunia potensi untuk menjadi sempurna. Pada berbagai pelatihan yang merupakan bagian dari soft skill mendasar ini, umumnya dilatihkan praktek cara melakukan hypnosis maupun self hypnosis, self healing untuk tujuan membersihkan kendala2 sehat mental yang berupa sampah2 emosi, luka2 batin (uninstall), dan kemudian menanamkan (install) ke pikiran bawah sadar masukan2 yang bakal menjadi mindset yang merupakan dasar kepribadian yang sehat, sehingga kondusif untuk hidup dengan perasaan nyaman, siap menjalani hidup sehat, sukses, bahagia dan bermakna.

Menurut saya, keluar-biasaan teknik-teknik yang saya sebut tadi, barulah sebagian kecil dari rahasia besar. Rahasia besar, yang secara wahyu adalah pasti dan bukan rahasia, itu kini tengah dan terus dicoba pahami melalui cara kebersamaan dinamis oleh ummat manusia … to be continued …

5.2.10

Parenting

Membawakan sessi Parenting, bagi saya selalu mendebarkan. Bagaimana tidak, saya sendiri sebagai ayah dari 3 anak rasanya  jauh dari efektif. Dengan bekal BismilLah, sambil mengasah bekal untuk keperluan diri sendiri, dan niatan bahwa sedikit ilmu yang kutahu ini akan lebih bermanfaat dibagi daripada kusimpan sendiri, dan yang paling mebuat saya berani adalah kemantapan bahwa dengan sharing itulah sebenarnya saya sendiri sedang belajar. Setiap kali di akhir sessi mendapati peserta dengan wajah tercerahkan, dan memberikan applause berulang dan berulang, saya hanya bersyukur dan berharap insyaalLah apa yang saya share setidaknya inspiring. Selebihnya yang tertinggal adalah harapan dan tantangan, I wish I can walk my talk, mudah2an saya sendiri bisa mengamalkan apa yang saya katakan.

Apa yang saya coba tularkan dengan cara ceramah, game juga role play, adalah pengetahuan dan sebatas penguasaan saya mengenai bagaimana menerapkan pola asuh demokratis; menghindarkan distorsi dalam berkomunikasi dengan anak; teknik mendengar aktif; berempati; teknik coaching dan counseling yang efektif untuk anak; rahasia teknik mendongeng untuk menanamkan nilai2 ahlak terpuji.

Keberanian saya membawakan sessi parenting terdukung juga oleh skripsi S1, yang meneliti tentang hubungan antara pola asuh demokratis dengan pembentukan kepribadian wiraswasta. Dengan populasi remaja akhir, hipotesis terbukti, yakni bahwa semakin tinggi persepsi bahwa orang tuanya demokratis maka semakin tinggi pula jiwa wiraswasta pada remaja.

Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh orang tua ada tiga macam: otoriter; demokratis. dan permissive. Berbagai perlakuan orang tua terhadap anak adalah berurusan dengan 4 aspek, yaitu Pandangan tentang anak, Komunikasi, Penanaman kedisiplinan, dan Pemenuhan kebutuhan anak.


Otoriter
Pada pola asuh otoriter orang tua berpandangan bahwa anak adalah individu yang sama sekali tidak bisa mendidik dirinya sendiri, untuk berkembang menjadi pribadi yang baik harus disuruh, diperintah dan didikte oleh orang tua dan anak harus patuh. Komunikasi searah, hanya dari orang tua kepada anak, dan isinya kalau bukan dikte, paksaan, perintah, ya larangan. Pendisiplinan: Peraturan2 dibuat sepihak oleh orang tua, tanpa penjelasan, dan harus dipatuhi, kalau tidak dihukum.Dan dalam hal Pemenuhan kebutuhan, kebutuhan2 anak dipenuhi sepihak oleh orang tua, tanpa memperhatikan aspirasi anak.


Berdasarkan berbagai penelitian, pengaruh pola asuh Otoriter: anak berkembang menjadi pribadi yang pasif, kurang inisiatip, impulsif, tidak ramah, tidak puas, curiga, menarik diri, tertekan, gugup, ragu-ragu, membangkang, menentang wibawa, penakut, penurut, tergantung, lambat matang, pemalu, kurang sensitif, kurang bijaksana, kurang pertimbangan, kurang disukai.

Permissive
Pola Asuh Permissive dilatari oleh pandangan orang tua bahwa anak adalah pribadi yang sepenuhnya bisa bertanggungjawab pada perbuatannya sendiri dan bisa mendidik dirinya sendiri. Untuk berkembang cukup dengan diberikan kebebasan sepenuhnya. Dalam hal komunikasi yang terjadi adalah searah, hanya dari anak saja, dan isinya kalau bukan permintaan, rengekan, kadang pemaksaan dari anak. Dalam hal pembiasaan disiplin: Tidak ada peraturan, tidak ada hukuman, yang ada hanya reward agar anak selalu senang. Semua permintaan anak dipenuhi tanpa kritis apakah itu kebutuhan atau keinginan.


Pola asuh Permissive membuat anak kurang berinisiatip, kurang pede, impulsif, emosi labil, tidak tertib, tidak dapat dipimpin, tidak dapat memimpin, menentang, sulit bekerjasama, aleman, berekspresi terlalu bebas, kurang mampu bekerja sendiri, tidak puas diri, mudah kecewa, mudah putus asa, kurang menghargai, kurang bertanggungjawab, curigaan.

Demokratis
Sedang pada Pola Asuh Demokratis, orang tua berpandangan bahwa anak adalah pribadi yang pada dasarnya bisa mendidik dirinya sendiri, namun demikian untuk berkembang menjadi pribadi yang baik tetap membutuhkan pemandu. Dalam hal komunikasi: Orang tua mengembangkan komunikasi dua arah, saling mengemukan pendapat dan saling menanggapi. Kebiasaan disiplin ditanamkan dengan menjelaskan setiap peraturan dengan penjelasan mengapa, reward untuk hal yang positif lebih ditekankan daripada punishment. Hukuman dilaksanakan dengan kerelaan anak menjalaninya karena kesadaran demi kebaikan dirinya sendiri. Berbagai kebutuhan anak dipenuhi dengan didiskusikan dua pihak, dan dibicarakan secara kritis mana yang harus dipenuhi segera dan mana yang dapat ditunda berdasarkan apakah itu kebutuhan atau keinginan.

Sedang pola asuh Demokratis terbukti menjadikan anak berkembang menjadi pridadi yang aktif, berinisiatif, percaya diri, matang, tingkah laku rasional dan berdasarkan suara hati, mampu berintrospeksi dan bias memahami orang lain, mudah menyesuaikan diri, merasa bersalah bila timbul dorongan negatif, emosi stabil, bijaksana, hati-hati, mampu bertanggung-jawab, terbuka terhadap kritik.

3.2.10

Training For Internal Trainer

Perusahaan pada umumnya memberikan kesempatan kepada semua karyawan, bukan saja dari bagian HRD, namun juga dari bagian-bagian lain, untuk, selain melaksanakan main job-nya, juga menjadi seorang trainer, yakni memberikan training untuk bawahannya sendiri maupun untuk memberikan materi dalam in house training untuk karyawan dari bagian2 lain.

Kemampuan memberikan training, bagi seseorang karyawan, akan merupakan nilai tambah yang menunjang karir dan kesempatannya untuk memberikan kontribusi yang lebih optimal pada Perusahaan.

Seseorang karyawan mungkin kompeten dalam suatu bidang, dan dengan demikian diharapkan dapat menularkan kompetensinya tersebut dengan mengajarkannya kepada karyawan lain. Namun, mengajar ternyata belum tentu merupakan hal yang selalu dirasa mudah bagi setiap orang. Agar lebih efektif, selain mengandalkan commonsense, diperlukan knowledge dan skill yang memadai mengenai cara mengajar. Selanjutnya, seiring dengan jam terbang praktek mengajar dan menghadapi setiap tantangan dalam berbagai bentuknya, seseorang akan lebih dapat diharapkan mengembangkan kompetensinya sebagai trainer.

Training For The Trainer (TFT), adalah pelatihan sehari yang dimaksud untuk membekali dasar2 pengembangan kompetensi sebagai trainer, untuk siapapun yang salah satu tugasnya, baik sebagai main job maupun other job-nya, adalah memberikan training (instructing). TFT dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas instructing, yakni dengan mengajak peserta memahami rahasia bagaimana proses belajar yang efektif terjadi pada peserta pelatihan, memahami gaya diri sebagai trainer, mengidentifikasi tipe2 gaya belajar peserta, pemanfaatan kaidah2 “how our brain works”, penerapan experiental learning, dan lain-lain hal yang harus diperhatikan oleh seorang trainer.

Materi: Mengolah Kompetensi Diri Sebagai Trainer; Kajian Ringkas Teori Psikologi tentang Belajar; Memahami Konsep Andragogi (Pendidikan untuk orang dewasa); Penerapan Andragogi (Falsafah Pendidikan Orang Dewasa) dalam training; Strategi Mencapai Target Training: Designing, Syllabus; Menentukan metode, Media, game dan alat2; Mengenali Gaya Effektif Mengajar Diri; Matching Gaya Mengajar Diri dan gaya belajar peserta.

Pendidikan mestinya BUKAN berpusat pengajar dan kegiatan mengajar, melainkan seharusnya berpusat pada pembelajar dan proses belajar. Akar kata "Education" adalah "duca" (Perancis), yang artinya "to pull". Dalam TFT ini penyampaian materi2 juga diberikan secara andragogis. Penekanan bukan pada kegiatan mengajar, namun pada aktivitas belajar. Mitra belajar bukan bertindak sebagai layaknya seorang guru yang menggurui, namun sebagai pendamping, yang memandu, menuntun peserta menemukan sendiri kesimpulan belajarnya. Fasilitator, informator, dan motivator. Selain itu peserta akan menjalani proses belajar yang mengalir, bukan hanya learning dan inspiring, namun sekaligus juga entertaining, dengan demikian berkesempatan melihat dan mengalami sendiri, dan membedah sendiri tentang bagaimana suatu proses perobahan peningkatan kompetensi terjadi melalui training.

Team Building Session


Manusia adalah mahluk sosial dimana dirinya baru berfungsi efektif apabila berhasil menjalin hubungan saling interaksi dan an tara kemandirian dengan ketergantungan dipadukan menjadi saling ketergantungan (interdependensi).

Setiap orang tentu menginginkan kelompok kerja yang efektif, produktif dan dapat mencapai tujuan dan sasaran kelompok maupun individu setiap anggotanya. Oleh karena suatu organisasi pasti beranggotakan orang-orang dengan berbagai macam latar belakang adat, kebiasaan, cara pandang, pola pikir, cara bertindak, sifat, pendek kata orang-orang dengan kepribadian yang berbeda-beda, maka keharmonisan dalam berinteraksi antar pribadi merupakan hal yang kadang tidak terlalu gampang untuk diciptakan. Padahal hal tersebut merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam keberhasilan suatu organisasi.

Perpaduan antara banyak orang yang berbeda, menjadi suatu kerja sama team yang kompak, pada akhirnya akan dinikmati oleh setiap individu didalamnya, dimana setiap kelebihan setiap orang dapat diaktualisasikan dan setiap kelemahan setiap orang dapat diantisipasi dalam kelompok.

Team Building Session, disebut ”Session” karena bukan sekedar pelatihan, melainkan sekaligus praktek. Ini adalah session untuk kelompok, dimaksudkan untuk diikuti oleh semua karyawan dari suatu bagian tanpa melihat jenjang jabatannya. TBS dimungkinkan dikemas dan disajikan dalam berbagai bentuk: one day indoor, outdoor, sampai dengan high impact three days outbound.

Perlunya Team Building Session di suatu organisasi, pada umumnya adalah untuk: Meningkatkan kelancaran komunikasi; Menciptakan tempat kerja lebih menyenangkan; Menjaga kelanggengan kinerja team yang unggul, Saling mengenal lebih baik; membuat semua anggota team menuju kearah yang sama, menganalisa Team-TOWS (Threat, Opprotunities, Weaknesses and Strengths); Mengenali kelebihan dan keterbatasan setiap anggota team.

Materi disesuaikan kebutuhan: Ilmu dan Seni Kerjasama; Social Soft Skill; kajian psikologi tentang kepribadian dan kesehatan mental; Interpersonal Interaction; Understanding Others; Paradigm Change and Flexibility; Dinamika Kelompok: Forming-Storming-Norming-Performing; Managing Conflict; Sustaining Excellent Team Performance with Cooperativeness and Competitiveness; DiSC/ CSPM (Choleris-Sanguinis-Phlegmatis-Melancholis) for Team Cohessiveness; Building TRUST; Team Problem Solving; Team Goal Setting; dll.

FST (Fundamental Supervisory Training)

Atasan pada lini manapun, tidak terkecuali pada dari layer foreman atau floorshop, adalah ujung tombak di lini depan (front line) organisasi, yang dipercaya untuk merealisasikan rencana produksi dengan mengelola semua sumber daya bahan baku, mesin, waktu, anggaran, dan SDM. Selain keharusan untuk menguasai teknis pekerjaannya, setiap atasan dituntut untuk memiliki kompetensi nonteknis yakni ketrampilan berhubungan antar manusia, maupun intrapersonal, dan menuntut adanya sikap kepemimpinan, kemampuan mengawasi anak buah, mengelola waktu dan kemampuan problem solving yang memadai.

Fundamental Supervisory Training (FST) adalah suatu paket pelatihan dua hari untuk memperkuat sikap dasar kepemimpinan, managerial serta meningkatkan ketrampilan lunak (soft skill) dalam berkomunikasi, menggalang kerjasama team, mengatur waktu dengan berorientasi pada produktivitas. FST dikembangkan berdasarkan berbagai khasanah yang berkembang dari aplikasi ilmu managemen dan pengkajian tentang pengembangan diri yang terus berkembang, seperti Achievement Motivation Training, Pengembangan Kebiasaan Efektif, Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence, Managemen Qalbu, dan lain-lain.

Supervisory Training ini dimaksudkan untuk diberikan pada para atasan pemula, yaitu karyawan2 yang oleh perusahaan mulai atau akan diberikan kepercayaan untuk menjabat sebagai atasan, agar lebih dari sekedar mendayagunakan commonsensenya, juga mempunyai bekal managerial skill dari pendekatan ilmu management yang terus berkembang. Untuk efektifitas pelatihan, jumlah peserta dalam satu Batch Pelatihan maximum adalah 20 orang.

Metode dan Materi FST: experiental learning dengan games, role playing dan workshop dengan kajian teori tentang Kepengawasan (Supervisory), Kepemimpinan (Leadership), Interaksi Interpersonal dalam Pekerjaan; Coaching & Counseling untuk pembinaan bawahan, Kerjasama Team, Manajemen Waktu, Problem Solving; Pengenalan SWOT diri, Komitmen Diri sebagai seorang atasan.

Video di bawah ini adalah contoh role playing tentang bagaimana menangani complain bawahan.

31.1.10

Right Ladder Against The Right Wall


Dalam suatu kesempatan berada di tengah teman-teman saya, remaja masjid, saya lemparkan pertanyaan: "Cara bergerak mana yang membuat kita lebih cepat mencapai tujuan: merangkak, berjalan, atau berlari?" Jawab mereka: "Berlari". Saya bilang bahwa yang lebih cepat mencapai tujuan adalah yang arahnya benar. Mereka protes, itu kan nggak ada dalam pilihan. Memang, saya sengaja, ha ha, karena maksud saya memang menekankan pentingnya mengingat dan memastikan bahwa berbagai aktivitas yang dilakukan itu berada di dalam track mengarah ke tujuan hidup. Walaupun berlari secepat apapun, kalau arahnya salah, dibanding dengan yang bisanya hanya merangkak masih lebih mungkin yang merangkaklah, untuk sampai di tempat tujuan. Al Ashr, mengisyaratkan agar dalam hidup ini kita tidak merugi. Ada satu wiseword: Don't put your ladder against the wrong wall. Sudah mencapai anak tangga puncak dengan susah payah, ternyata mendapati bukan tempat itu yang dimaksud. Rugi waktu dan energi, ya, rugi sumber daya, yang diantaranya unrenewabale, waktu. Apakah yang harus kita lakukan apabila suatu ketika kita menyadari bahwa ternyata jalur perjalanan yang sedang kita jalani, ternyata berada di arah yang salah, tidak mengarah ke tempat yang kita tuju? Merubah tujuan atau kembali ke track yang sesuai, walaupun harus memulai dari start? So, put your ladder against the right wall, bismilLah.

28.1.10

Self Empowerment Training


Setiap orang mempunyai potensi dan kesempatan untuk maju dan berhasil, namun tidak semua orang berhasil meraih target-target capaian penting dalam hidupnya. Penyebabnya adalah lemahnya bekal dasar berupa ketrampilan memberdayakan diri.

Self Empowerment Training (SET) adalah suatu paket pelatihan untuk membenahi kepribadian dan ketrampilan diri untuk mempersiapkan masa depan diri yang lebih baik, menjadi pribadi yang efektif bagi kehidupan dirinya sendiri, kehidupan berkeluarga, kehidupannya di dunia kerja, maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

SET yang diberikan kepada para karyawan di suatu Perusahaan merupakan penanaman fondasi dasar untuk meningkatkan produktivitas yang dilandasi motivasi dan inspirasi bekerja yang melekat secara internal dalam diri pribadi karyawan.

Modul SET dikembangkan berdasarkan berbagai khasanah pemikiran dan pengkajian pengembangan diri, seperti Achievement Motivation Training, Pengembangan Kebiasaan Efektif, Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence, dan juga Manajemen Qalbu.

Didasarkan pada falsafah andragogi (pendidikan untuk orang dewasa), dalam SET diutamakan penerapan metode experiental learning, dimana dalam proses belajar, pelajarlah yang sedang aktif menjalani proses belajar, dengan pelatih lebih berperan sebagai pemandu/ fasilitator untuk membawa peserta pelatihan pada penemuan oleh dirinya sendiri pokok-pokok pelajaran-pelajaran (learning points) yang diharapkan berimpact signifikan pada meningkatnya kompetensi skill.

Materi utama dalam SET adalah Pengenalan Diri (dengan what, why, when, where, who am I & how to be me) sebagai manusia; Penanaman pola perilaku berprestasi (achievement behavior); dan Penetapan tujuan pribadi (Goal Setting). Selain materi utama tersebut, peserta juga berkesempatan mengolah diri dalam hal understanding other’s different paradigm; Empowering empathy; Self emotional healing and mind block breaking dan Inspiring Time Management.

Peserta: Paket SET untuk suatu organisasi bisa diberikan untuk jenjang jabatan apapun. Jumlah peserta antara 20 sampai dengan 30 orang, dengan tingkat kedewasaan dan wawasan relative setara.

Testimoni: 
Beberapa diantara komentar peserta:  

-    Saya belajar untuk mengetahui siapa diri saya, menumbuhkan kepercayaan diri bahwa kalau kita mau mencoba pasti kita bisa, tidak cepat putus asa.// Membuka wawasan saya tentang talenta yang saya miliki dan yakin untuk mengimplementasikannya dalam pekerjaan.
-       Keyakinan saya jadi bertambah, bahwa saya bisa jadi lebih baik!
-       Bagus untuk pengembangan diri dan thinking out of the box.
-       Sangat penting, untuk melihat kekurangan2 dan mana yang harus diperbaiki.
-       Pelatihan ini sangat baik dan bagus, terutama untuk masing-masing pribadi sehingga kita bisa mengetahui potensi dan keahlian/ ketrampilan kita ke depan.
-       Mengetahui jati diri saya, kelebihan dan kekurangan, bagaimana mengantisipasinya, dapat mengendalikan emosi, belajar tidak egois, dan cara bersikap dalam menghadapi masalah, memacu semangat dan mengadakan perubahan perubahan diri dalam profesi, kehidupan sehari-hari, keluarga dan bermasyarakat.
-     Pelatihan ini sangat penting, membuat saya berpandangan ke depan lebih baik, mempunyai keyakinan diri dalam menghadapi kehidupan ini, termotivasi untuk mempunyai tujuan-tujuan hidup yang realistis, mendapatkan jawaban yang selama ini tidak ada jawaban, berusaha menjadi orang yang lebih bijak.

Hubungi langsung, Winarto WD; 08161123213